Blog Sederhana Ini Dipersembahkan Untuk Kekasih Tercinta, yang Membuat Hidup Semakin Bermakna, dan Membuat Hidup Lebih Hidup, Bebie

Rabu, 30 Juni 2010

Mandi Matahari di Pantai Gosong

Mobil yang saya tumpangi menebarkan kepulan debu di jalanan. Perlahan kami memasuki jalan setapak yang ditumbuhi rumput-rumput pendek di pinggirannya. Tak berapa lama, hamparan padang luas terlihat keriting di bawah panas yang semakin membara siang ini. Saya turun dan berlindung di bawah pohon-pohon cemara, sebab kalau tidak kulit saya akan menyerupai nelayan lokal yang kehilangan warna aslinya.

Beberapa ekor lembu kurus itu asyik menyantap rerumputan yang tumbuh subur di lapangan. Hewan-hewan itu dibiarkan saja bebas tanpa gembala. Mereka tidak peduli terpaan matahari yang semakin panas. Sayup-sayup terdengar ombak berdeburan secara teratur. Di depan hamparan padang rumput ini, panorama Pantai Cemara Indah Gosong kelihatan kontras. Pantulan mentari yang singgah di antara pecahan gelombang terasa menyilaukan mata. Keindahan dan kesunyian kawasan membawa kedamaian.

Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Pantai Gosong saja. Kedengaran agak unik memang. Konon, nama Pantai Gosong ini diambil karena udara pantai yang sangat panas, sehingga jika berlama-lama kulit akan gosong terpanggang matahari.

Berada di Desa Telaga Gosong, Pantai Gosong masuk daerah Rimo, sekitar 10 km dari ibukota Singkil. Sama seperti daerah pantai lainnya, penduduk rata-rata hidup sebagai nelayan tradisional. Namun jangan heran, perahu nelayan jarang terlihat bersandar di Pantai Gosong. Mereka lebih memilih mengikat perahu di sekitar belakang rumah mereka sendiri. Karenanya, pantai seolah-olah sepi dari aktivitas nelayan yang melaut dan otomatis tidak mengganggu pelancong yang ingin bebas bermain air.

Pantai Gosong kini menjadi pilihan utama masyarakat Singkil untuk relaksasi. Meski ada juga beberapa objek wisata laut lainnya yang tak kalah populer seperti Pelabuhan Pulo Sarok yang tepat berada di tengah Kota Singkil, tapi Pantai Gosong dianggap paling tenang dan damai.

Kabupaten Singkil yang baru berdiri tahun 1999 ini memang tengah berbenah diri menjadikan potensi bahari sebagai ikon wisatanya. Luas Kabupaten Singkil yang mencapai 3.578 km2 dengan komposisi wilayah perairan yang cukup besar membuat mereka tidak bisa lepas dari laut. Dengan jumlah penduduk sebanyak 120.043 jiwa, Singkil tengah berbenah menjadi satu daerah tujuan wisata yang penting di pesisir barat Sumatera.

Kebetulan, kami tidak berkunjung pada saat liburan. Suasana pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini terasa sepi. Hanya burung camar yang tampak melintas di atas dan kegiatan beberapa pemancing yang asyik masyuk di atas sebuah dermaga yang sudah hancur. Dermaga ini hanya meninggalkan sisa-sisa kejayaannya berupa tonggak kayu yang masih terpancang di pinggir pantai.

Pasir pantai yang berwarna putih memantulkan kembali cahaya matahari. Anehnya, meskipun hamparan pasir ini sangat panas, namun saat tapak kaki menyatu dan tenggelam dalam kelembutannya, rasa panas itu seakan sirna. Jejak tapak kaki yang saya tinggalkan segera lenyap oleh sapuan ombak. Pantai yang luas dan laut yang bergelombang membuat kami, rombongan kecil ini, bagaikan sebuah titik di lapangan yang sangat luas.

Kesunyian ini akan berubah total pada hari-hari libur karena para pelancong lokal akan meramaikan Pantai Gosong. Pasirnya yang putih dan airnya yang jernih memang membuat pantai ini menjadi tempat pemandian yang asyik. Kios-kios dadakan membuat suasana bak pasar malam. Meski begitu, pantai ini tetap memberikan citra positif karena tak diganggu dengan hiburan-hiburan keyboard yang kurang layak seperti kebanyakan pantai lainnya.

Semoga pemerintah lokal bisa mengangkat pamor pantai ini menjadi tujuan wisata yang bertaraf lebih baik lagi.(teks oleh silvie azhar | f photo by willy habib berutu)





Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

Posting Komentar